Kamis, 20 Oktober 2011

PENERAPAN METODE QIRO’ATI DALAM PEMBELAJARAN AL-QURAN

PENERAPAN METODE QIRO’ATI DALAM PEMBELAJARAN AL-QURAN

 
 
BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan, tanpa adanya pendidikan seorang anak tidak bisa berkembang. Pendidikan adalah bagian dari upaya untuk membantu manusia memperoleh kehidupan yang bermakna hingga diperoleh suatu kebahagian hidup, baik secara individu maupun kelompok (Jalaluddin,2001:79). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki muatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Hal ini berarti bahwa pendidikan merupakan suatu proses atau upaya sadar untuk menjadikan manusia ke arah yang lebih baik.

Semua tujuan pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan agama selalu mengidealkan terciptanya sikap anak didik yang dewasa, baik intelektualnya, emosionalnya, maupun spiritualnya. Proses pendidikan yang hanya menekankan kedewasaan intelektual dan mengabaikan kedewasaan emosional dan spiritual akan memunculkan manusia yang cerdas tetapi tidak bermoral, intoleran, miskin solidaritas, dan tidak humanis.

Negara kita ini sekarang memang berada di tengah perjalanan masyarakat modern menuju kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menimbulkan pergeseran dan perubahan masyarakat semakin cepat. Sehingga kita tidak tahu apakah peran akhlaq masih ada pada mereka?

Untuk dapat membina akhlak pembelajaran Alquran terhadap anak sebagai salah satu pembinaan akhlak perlu secara terus menerus mengembangkan diri secara sistematis. Umat islam sekarang hidup pada abad yang disinari oleh pengetahuan yang telah dicapai oleh orang-orang Eropa dan Amerika terutama dalam bidang teknologi. Umat islam lupa bahwa mereka mempunyai Alquran yang merupakan kitab suci yang telah memberikan pengaruh begitu luas dan mendalam terhadap jiwa manusia.

Alquran merupakan dasar keyakinan yang keagamaan, keibadahan dan hukum. Membimbing manusia dalam mengarungi hidupnya adalah sangat layak bila Alquran mendapat perhatian istimewah.

Sekarang ini sangat prihatin sekali, Alquran telah hilang dari pendengaran kita, jarang sekali Alquran di kumandangkan oleh di masjid dan di musollah dikarenakan Semakin hari zaman semakin berkembang, kini orang tua selalu dibayangi oleh persepsi adanya dikotomi ilmu, yaitu duniawi (sekuler) dan ilmu agama dan pada kedua ilmu itu terdapat perbedaan yang mencolok. Persepsi yang demikian ini jelas keliru menurut kaca mata islam. Menurut persepsi islam , kehidupan dunia itu amat terkait dengan kehidupan akhirat. Sebab-sebab yang mendatangkan kebahagiaan hidup di dunia juga sama dengan sebab-sebab yang mendatangkan kebahagiaan hidup di akhirat.

Disisi lain ada gejala yang cukup menggembirakan bahwa arus kesadaran untuk mengaji Alquran secara bersungguh-sungguh mulai mengalir dan tumbuh dikalangan intelektual dan orang-orang mudah terpelajar. Kesadaran ini pula pada gilirannya mendorong mereka ke tempat pengajian atau mereka malah mengundang guru agama ke rumah mereka.

Pendidikan adalah mempunyai pengaruh tidak terbatas karena anak-anak didik di ibaratkan sehelai kertas yang masih putih bersih, yang dapat ditulisi apa saja sesuai kehendak penulis, baik buruknya seorang anak tergantung kepada pendidikan yang diterimanya. Untuk itu kita semua bertanggung jawab mendidik dan memberikan penguatan-penguatan yang baik dan positif  untuk kehidupannya.

Kita harus berusaha mendidik anak-anak mulai dari lahir, agar mereka menjadi generasi yang berguna bagi negara khususnya bagi agama.

Dari penjelasan di atas intinya bahwa kita dalam ajaran islam ada perintah untuk mendidik anak berdasarkan agama. Sedangkan salah satu materi pendidikan agama adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca Alquran.

Membaca Alquran itu tidak boleh asal baca dan harus hati-hati karena tidak boleh salah cara pengucapan makhrojnya, tajwidnya karena akan mempengaruhi arti dari Alquran itu. Untuk itu di perlukan metode yang cocok agar peserta didik bisa membaca Alquran dengan baik dan benar sesuai dengan hukum bacaannya

Keberhasilan suatu program, terutama pengajaran dalam proses belajar mengajar tidak terlepas dari pemilihan metode. Dan disini banyak sekali metode yang digunakan. Yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Akan tetapi metode yang digunakan tidak selalu cocok untuk peserta didik karena kadang-kadang metode yang digunakan tidak sesuai dengan keadaan peserta didik. Oleh karena itu penulis membahas tentang metode Qiro’ati.

B.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
   1. Bagaimana proses melaksanakan penerapan metode Qiro’ati untuk meningkatkan kelancaran membaca pada murid/santri?
   2. Bagaimana cara metode Qiro’ati meningkatkan kelancaran membaca? murid/santri
   3. Bagaimanakah proses menilai penerapan metode Qiro’ati untuk meningkatkan kelancaran membaca?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan Rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
   1. Mendeskripsikan proses melaksanakan penerapan metode Qiro’ati untuk meningkatkan kelancaran membaca murid/santri
   2. Mendeskripsikan cara metode Qiro’ati meningkatkan kelancaran membaca pada murid/santri
   3. Mendeskripsikan proses menilai penerapan metode Qiro’ati untuk meningkatkan kelancaran membaca

D.  Manfaat Penulisan
1. Bagi Guru
Guru akan lebih mengetahui metode yang tepat untuk peserta didik, guru akan lebih menyadari bahwa penggunaan metode yang sesuai dengan peserta didik dalam pembelajaran itu penting dan guru akan lebih aktif, inovatif dan kreatif dalam menggunakan metode untuk peserta didiknya.

2.  Bagi Siswa
Siswa akan lebih semangat dalam belajar karena siswa yang mempunyai kesulitan akan terbantu dengan guru yang lebih kreatif dalam proses pembelajaran.

3. Bagi Lembaga
Lembaga akan lebih berbenah diri untuk penanaman jiwa keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Alquran dengan metode yang disesuaikan dengan peserta didik.

4. Bagi Masyarakat
Kegiatan belajar akan semakin optimal dan dengan ini diharapkan akan menghasilkan output yang lebih berkualitas dari segi agama. Dan ini akan membuat masyarakat lebih maju dalam keagamaan.


BAB II
PEMBAHASAN

Pembelajaran berasal dari kata”belajar” yang mendapat akhiran pe- dan akhiran –an. Keduanya (pe-an) termasuk konflik nominal yang bertalian dengan perfiks verbal “me” yang mempunyai arti proses. Pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar, dapat ditunjukkan dalam berbagai bentukseperti perubahan pengetahuan, pemahaman sikap dan tingkah laku, ketrampilan kebiasaan, kecakapan, serta perubahan aspek aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar (Nana Sudjana, 1989:15).

Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain (Hartono, 2007)

Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merobah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik. Kondisi riil anak seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian guru/pendidik yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian.

Metode adalah cara atau langkah-langkah yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Metode Qiro’ati adalah suatu metode membaca Alquran yang langsung mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

Alquran di tinjau dari pengertian:
   1.    * Menurut departemen agama “Alquran dan terjemahannya” memberi pengertian bahwa: Alquran adalah kalam Allah yang merupakan mu’jizat yang diturunkan(wahyukan)kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya adalah ibadah.
          * Menurut Subhi Al-Shaleh (1993) seperti yang di kutip Masyfuk Zuhdi memberi batasan ”Alquran adalah kalam Allah yang berfungsi sebagai mu’jizat bukti atas kebenaran Nabi Muhammad SAW, yang tertulis dalam muskhaf-muskhaf dan dinukilkan dengan jalan mutawatir dan bagi yang membacanya di pandang ibadah”.
          * Ahli ushul mengartikan Alquran sama dengan mengartikan kitab.

Dari beberapa definisi Alquran di atas, telah disepakati oleh para ulama. Definisi tersebut memberi pengertian bahwa Alquran merupakan bukti kerasulan Nabi Muhammad SAW sebagai mu’jizat abadi dan menjadi kitab suci umat islam serta sebagai hujjah dan pedoman hidup sampai akhir zaman.

Dasar-dasar pembelajaran Alquran
Setiap orang islam yang telah menyatakan beriman kepada Alquran mempunyai kewajiban terhadap kitab sucinya. Diantaranya adalah mengamalkan sedapat mungkin hasil yang telah diperoleh oleh setiap orang islam dari apa yang ia pelajari diajarkan kembali kepada orang lain, seperti keluarga, tetangga dan seterusnya sehingga pembelajaran Alquran dapat terlaksana terus hingga akhir zaman.

Setiap orang muslim wajib mempelajari dan mengamalkan isi Alquran sesuai dengan kemampuan masing-masing. Untuk mempelajari dan mengamalkan isi Alquran sesuai dengan kemampuan masing-masing. Untuk mempelajari Alquran secara komprehensif membutuhkan waktu yang cukup panjang. Mungkin manusia sepanjang hidupnya tiada cukup waktu untuk mempelajarinya karena keterbatasan keterbatasan yang dimiliki.

Macam-macam Metode Pembelajaran Alquran
Dalam proses pembelajaran, metode mempunyai peranan sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran.

a. Metode Iqro’
Metode iqro’ adalah suatu metode membaca Alquran yang menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan iqro’ terdiri dari 6 jilid di mulai dari tingkat yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna.

Metode Iqro’ ini disusun oleh Ustadz As’ad Human yang berdomisili di Yogyakarta. Kitab Iqro’ dari keenam jilid tersebut di tambah satu jilid lagi yang berisi tentang doa-doa. Dalam setiap jilid terdapat petunjuk pembelajarannya dengan maksud memudahkan setiap orang yang belajar maupun yang mengajar Alquran.

Metode iqro’ ini dalam prakteknya tidak membutuhkan alat yang bermacam-macam, karena ditekankan pada bacaannya (membaca huruf Alquran dengan fasikh). Bacaan langsung tanpa di eja. Artinya tidak diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) dan lebih bersifat individual.

Adapun kelemahan dan kelebihan metode Iqro’ adalah:
1) Kelebihan

   1. Menggunakan metode CBSA, jadi bukan guru yang aktif melainkan santri yang dituntut aktif.
   2. Dalam penerapannya menggunakan klasikal (membaca secara bersama) prifat (penyemakan secara individual), maupun cara eksistensi (santri yang lebih tinggi jilidnya dapat menyimak bacaan temannya yang berjilid rendah).
   3. Komunikatif artinya jika santri mampu membaca dengan baik dan benar guru dapat memberikan sanjungan, perhatian dan penghargaan.
   4. Bila ada santri yang sama tingkatpelajarannya, boleh dengan system tadarrus, secara bergilir membaca sekitar dua baris sedang lainnya menyimak.
   5. Bukunya mudah di dapat di toko-toko.

2) Kekurangan
a. Bacaan-bacaan tajwid tidak dikenalkan sejak dini.
b.Tidak ada media belajar
c. Tidak dianjurkan menggunakan irama murottal.
b. Metode Al-Baghdad
Metode Al-Baghdady adalah metode tersusun (tarkibiyah), maksudnya yaitu suatu metode yang tersusun secara berurutan dan merupakan sebuah proses ulang atau lebih kita kenal dengan sebutan metode alif, ba’, ta’. Metode ini adalah metode yang paling lama muncul dan metode yang pertama berkembang di Indonesia.

Cara pembelajaran metode ini adalah:

1) Hafalan
2) Eja
3) Modul
4) Tidak variatif
5) pemberian contoh yang absolute

Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu:
1) Kelebihan
   1. Santri akan mudah dalam belajar karena sebelum diberikan materi, santri sudah hafal huruf-huruf hijaiyah.
   2. Santri yang lancar akan cepat melanjutkan pada materi selanjutnya karena tidak menunggu orang lain.

2) Kekurangan
   1. Membutuhkan waktu yang lama karena harus menghafal huruf hijaiyah dahulu dan harus dieja.
   2. Santri kurang aktif karena harus mengikuti ustadz-ustadznya dalam membaca.
   3. Kurang variatif karena menggunakan satu jilid saja.

c. Metode An-Nahdliyah
Metode An-Nahliyah adalah salah satu metode membaca Alquran yang muncul di daerah Tulungagung, Jawa Timur. Metode ini disusun oleh sebuah lembaga pendidikan Ma’arif Cabang Tulungagung. Karena metode ini merupakan metode pengembangan dari metode Al-Bagdady maka materi pembelajaran Alquran tidak jauh berbeda dengan metode Qiro’ati dan Iqro’. Dan perlu diketahui bahwa pembelajaran metode ini lebih ditekankan pada kesesuaian dan keteraturan bacaan dengan ketukan atau lebih tepatnya pembelajaran Alquran pada metode ini lebih menekankan pada kode “Ketukan”.

Dalam pelaksanaan metode ini mempunyai dua program yang harus diselesaikan oleh para santri, yaitu:
       1)  Program buku paket  yaitu program awal sebagai dasar pembekalan untuk mengenal dan memahami serta mempraktekkan membaca Alquran
       2)  Program sorogan Alquran yaitu progam lanjutan sebagai aplikasi praktis untuk mengantarkan santri mampu membaca Alquran sampai khatam.
Dalam metode ini buku paketnya tidak dijual bebas bagi yang ingin menggunakannya atau ingin menjadi guru pada metode ini harus sudah mengikuti penataran calon guru metode An-Nahdliyah.
Dalam program sorogan Alquran ini santri akan diajarkan bagaimana cara-cara membaca Alquran yang sesuai dengan system bacaan dalam membaca Alquran. Dimana santri langsung praktek membaca Alquran besar. Disini santri akan diperkenalkan beberapa system bacaan.yaitu  tartil, tahqiq, dan taghanni.

d. Metode Jibril
Terminology (istilah) metode jibril yang digunakan sebagai nama dari pembelajaran Alquran yang diterapkan di PIQ Singosari Malang, adalah di latar belakangi perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengikuti bacaan Alquran yang telah diwahyukan melalui malaikat Jibril. Menurut KH. M. Bashori Alwi (dalam Taufiqurrohman) sebagai pencetus metode jibril, bahwa teknik dasar metode jibril bermula dengan membaca satu ayat atau lanjutan ayat atau waqaf, lalu ditirukan oleh seluruh orang-orang yang mengaji. Sehingga mereka dapat menirukan bacaan guru dengan pas. Metode jibril terdapat 2 tahap yaitu tahqiq dan tartil.

e. Metode Qiro’ati
Metode Qiro’ati disusun oleh Ustadz H. Dahlan Salim Zarkasy pada tahun 1986 bertepatan pada tanggal 1 Juli. H.M Nur Shodiq Achrom (sebagai penyusun didalam bukunya “Sistem Qoidah Qiro’ati” Ngembul, Kalipare), metode ini ialah membaca Alquran yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan qoidah ilmu tajwid sistem pendidikan dan pengajaran metode Qiro’ati ini melalui system pendidikan berpusat pada murid dan kenaikan kelas/jilid tidak ditentukan oleh bulan/tahun dan tidak secara klasikal, tapi secara individual (perseorangan).

Santri/ anak didik dapat naik kelas/ jilid berikutnya dengan syarat:

   1. Sudah menguasai materi/paket pelajaran yang diberikan di kelas
   2. Lulus tes yang telah diujikan oleh sekolah/TPA

1. Prinsip –prinsip dasar Qiro’ati
a. prinsip-prinsip yang di pegang oleh guru / ustadz yaitu:
   1) Tiwagas (teliti, waspada dan tegas)
   2) Daktun (tidak boleh menuntun)
b. Prinsip-prinsip yang harus dipegang santri / anak didik:
   1) CBAC : Cara belajar santri aktif
   2) LCTB  : Lancar cepat tepat dan benar

2. Strategi mengajar dalam Qiro’ati
Dalam mengajar Alquran dikenal beberapa macam stategi. Yaitu:
a. Strategi mengajar umum (global)
    1)  Individu atau privat yaitu santri bergiliran membaca satu persatu.
    2)  Klasikal Individu  yaitu sebagian waktu digunakan guru/ustadz untuk menerangkan pokok pelajaran   
          secara klasikal.
    3)  Klasikal baca simak yaitu strategi ini digunakan untuk mengajarkan membaca dan menyimak  bacaan   Alquran orang lain.
b.  Strategi mengajar khusus (detil)
     Strategi ini agar berjalan dengan baik maka perlu di perhatikan syarat-syaratnya. Dan strategi ini  
     mengajarkannya secara khusus atau detil.

Dalam mengajarkan metode qiro’ati ada I sampai VI yaitu:

1. Jilid I
Jilid I adalah kunci keberhasilan dalam belajar membaca Alquran. Apabila Jilid I lancar pada jilid selanjutnya akan lancar pula, guru harus memperhatikan kecepatan santri.

2. Jilid II
Jilid II adalah lanjutan dari Jilid I yang disini telah terpenuhi target Jilid I.

3. Jilid III
Jilid III adalah setiap pokok bahasan lebih ditekankan pada bacaan panjang (huruf mad).

4. Jilid IV
Jilid ini merupakan kunci keberhasilan dalam bacaan tartil dan bertajwid.

5. Jilid V
Jilid V ini lanjutan dari Jilid IV. Disini diharapkan sudah harus mampu membaca dengan baik dan benar

6. Jilid VI
Jilid ini adalah jilid yang terakhir yang kemudian dilanjutkan dengan pelajaran Juz 27.

Juz I sampai Juz VI mempunyai target yang harus dicapai sehingga disini guru harus lebih sering melatih peserta didik agar target-target itu tercapai.
 
Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan antara lain:

Kelebihannya :
   1. Siswa walaupun belum mengenal tajwid tetapi sudah bisa membaca Alquran secara tajwid. Karena belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu kifayah sedangkan membaca Alquran dengan tajwidnya itu fardlu ain.
   2. Dalam metode ini terdapat prinsip untuk guru dan murid.
   3. Pada metode ini setelah khatam meneruskan lagi bacaan ghorib.
   4. Jika santri sudah lulus 6 Jilid beserta ghoribnya, maka ditest bacaannya kemudian setelah itu santri mendapatkan syahadah jika lulus test.

Kekurangannya:
Bagi yang tidak lancar lulusnya juga akan lama karena metode ini lulusnya tidak ditentukan oleh bulan/tahun.
 
 
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa

1. Metode Qiro’ati sangatlah cocok didalam mengatasi permasalahan kesulitan dalam belajar membaca Alquran. Yakni dengan cara membaca Alquran yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan qoidah ilmu tajwid sistem pendidikan dan pengajaran metode Qiro’ati ini melalui system pendidikan berpusat pada murid dan kenaikan kelas/jilid tidak ditentukan oleh bulan/tahun dan tidak secara klasikal, tapi secara individual (perseorangan).

2. Dengan memakai metode ini diharapkan murid/santri mampu membaca Alquran dengan baik dan benar yakni dengan menerapkan prinsip-prinsip yang telah ada dan bagi pengajar diharuskan lebih mengembangkan strategi pembelajaran metode ini.

3. Dalam menilai kemampuan murid/santri, semua kembali kepada kemampuan murid/santri dengan mampu menguasai materi yang diberikan dan lulus tes yang diberikan sekolah/TPA.

Saran

Semoga dengan penulisan makalah ini dapat memberi manfaat dan membantu pembaca untuk mengetahui metode-metode  apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran membaca Alquran selain metode Qiro’ati. Penulis mengarapkan kritik, saran yang mendukung serta menyempurnakan penulisan makalah ini.